Minggu, 24 Maret 2013

sifat fisik dan kimia KCl,AgNO3 dan KNO3


Sifat fisik dan kimia dari KCl, KNO3 dan AgNO3
-        AgNO3
·         Berupa padatan kristal
·         Tidak berwarna
·         Tidak berbau dan aromatis
·         Dapat larut dalam air
·         Merupakan oksidator kuat dan beracun
·         Dapat diisolasi
-        KCl
·         Sangat larut dalam air
·         Berperan dalam sejumlah proses fisioterapi
·         Titik leleh7720C
·         Menyublim pada 15000C
·         Padatan kristal putih
·         Kelarutan lebih banyak dibanding natrium klorida tetapi lebih sedikit dalam air dingin
-        KNO3
·         Padatan tak berwarna
·         Larut dalam alkohol
·         Titik leleh 3340C
·         Mengurai pada 4000C
·         Pengoksidasi kuat


incomplete (by BSB)


Incomplete
   

Empty spaces fill me up with holes
Distant faces with no place left to go
Without you within me, I can find no rest
Where I'm goin' is anybody's guess

I tried to go on like I never knew you
I'm awake but my world is half asleep
I pray for this heart to be unbroken
But without you, all I'm going to be is incomplete

Voices tell me I should carry on
But I am swimming in an ocean all alone
Baby, my baby, it's written on your face
You still wonder if we made a big mistake

I tried to go on like I never knew you
I'm awake but my world is half asleep
lyricsalls.blogspot.com
I pray for this heart to be unbroken
But without you, all I'm going to be is incomplete

I don't mean to drag it on
But I can't seem to let you go
I don't want to make you face this world alone
I want to let you go
(Alone)

I tried to go on like I never knew you
I'm awake but my world is half asleep
I pray for this heart to be unbroken
But without you, all I'm going to be is incomplete
Incomplete

Rabu, 20 Maret 2013

kation golongan I

 BAB I 
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam ilmu kimia terbagi atas beberapa bidang, yaitu kimia organik, kimia anorganik, kimia fisik yang semuanya perlu di analisa dengan kimia analitik. Kimia analitik pada dasarnya menyangkut penentuan komposisi kimiawi dari suatu materi. Massa dimana dalam kimia analitik terdapat sederetan metode-metode dalam analisa kualitatif maupun analisa kuantitatif. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penentu dalam suatu analisa, seperti kelarutan, ketentuan, kecepatan dan jumlah hingga tingkat analisa biasanya dilakukan dengan metode konvensional dimana dilakukan berbagai macam uji-uji.
Penggolongan kation-kation di klasifikasikan ke dalam lima golongan yang di dasarkan atas sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi atau reagensia. Reagensia yang digunakan untuk klasifikasi golongan kation-kation yang paling umum adalah asam klorida (HCl), hidrogen sulfida (H2S), ammonium sulfida [(NH4)2S] dan ammonium karbonat (NH4)2CO3. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation yang paling umum akan bereaksi dengan reagensia-reagensia tersebut dengan membentuk suatu endapan ataupun tidak.
Pada percobaan ini, dilakukan pemisahan kation-kation golongan I dimana kation tersebut dipisahkan berdasarkan kelarutanya dengan reagensia. Dikarenakan begitu banyaknya kation-kation yang ada dari golongan I sampai golongan V yang masing-masing golongan mempunyai kesamaan dalam kelarutan (endapan), maka dilakukan uji-uji kation dengan menggunakan reagensia-reagensia selektif, spesifik bahkan sensitif untuk dapat membedakan antara golongan I dengan golongan lainya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukanlah uji-uji identifikasi kation dengan menggunakan pereaksi atau reagensia-reagensia selektif, Spesifik bahkan sensitif untuk dapat membedakan antara golongan I dengan golongan lainya.
1.2.Tujuan Percobaan
-        Untuk mengetahui fungsi dari reagensia selektif, spesifik dan sensitif
-        Untuk mengetahui pereaksi yang dapat mengendapkan kation golongan I
-        Untuk mengetahui hasil reaksi kation golongan I dengan HCl 
BAB 3 
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat-alat
-        Tabung reaksi
-        Rak tabung reaksi
-        Penjepit tabung
-        Pipet tetes
-        Pembakar spiritus
-        Tisu
3.1.2. Bahan-bahan
-        AgNO3
-        HCl
-        NH4OH
-        Na2SO3
-        K2CrO4
-        Na2S
-        Pb(NO3)2
-        Aquades
3.2. Prosedur percobaan
3.2.1. Ag+
-        Dimasukan AgNO3 ke dalam tabung reaksi
-        Ditambahkan HCl, diamati
-        Ditambahkan NH4OH, diamati
-        Ditambahkan HNO3, diamati
-        Dimasukan AgNO3, ke dalam tabung reaksi
-        Ditambahkan Na2S2O3, diamati
-        Dimasukan AgNO3 ke dalam tabung reaksi
-        Ditambahkan K2CrO4
3.2.2. Pb2+
-        Dimasukan PbNO3 ke dalam tabung reaksi
-        Ditambahkan HCl, diamati
-        Dimasukan PbNO3 ke dalam tabung reaksi
-        Ditambahkan K2CrO4, diamati
-        Dimasukan PbNO3 ke dalam tabung reaksi 
BAB 4 
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Pengamatan
1.       






2.       
Ag+
-          AgNO3+HCl

+NH4OH
+HNO3

-          AgNO3+Na2S2O3
-          AgNO3+K2CrO4
(dipanaskan)
Pb2+
-          PbNO3+HCl
(dipanaskan)
-          PbNO3+K2CrO4

-          PbNO3+Na2S



-          Larutan putih keruh dan terdapat endapan putih
-          Larutan bening
-          Larutan putih keruh dan terdapat endapan putih
-          Terdapat endapan putih
-          Terdapat endapan merah bata

-          Larutan bening dan tidak terbentuk kristal
-          Terdapat endapan kuning kenari
-          Terdapat endapan hitam

4.2 Reaksi
4.2.1 Ag+
4.2.2 Pb2+
-        Pb(NO3)2 + 2HCl                    PbCl2    + 2HNO3
putih
-        Pb(NO3)2 + K2CrO4                  PbCrO4    + 2KNO3
Kuning kenari
-        Pb(NO3)2 + Na2S                    PbS    + 2NaNO3
hitam





4.3. Pembahasan
Kimia analisis mencakup analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis untuk mengetahui keberadaan suatu unsure ataupun senyawa dalam suatu sampel berdasarkan perubahan warna dan endapan yang terbentuk. Sedangkan analisis kuantitatif  adalah analisis untuk menyatakan jumlah suatu unsur atupunsenyawa dalam suatu sampel berdasarkan pengukuran perhitungan dan sebagainya.
Adapun pereaksi-pereaksi yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a.       Pereaksi selektif adalah pereaksi atau reagensia yang digunakan untuk mengelompokan ion-ion ke dalam golonganya.
Contoh: HCl, Na2S, atau H2S, NH4OH, (NH4)2CO3
b.      Pereaksi spesifik adalah pereaksi atau reagensia yang jika di tambahkan ke dalam sampel akan menghasilkan reaksi yang khas di bandingkan dengan reaksi lainya.
Contoh: Na2S2O3, K2CrO4, HNO3
c.       Pereaksi sensitif adalah pereaksii atau reagensia yang jika di tambahkan sedikit saja ke dalam sampel akan menghasilkan reaksi yang khas dibandingkan dengan reaksi lainya.
Contoh: K2H9I4 (nessler)
Pada percobaan identifikasi kation golongan I menggunakan prinsip perbedaan daya kelarutan golongan dengan pereaksi selektifnya, yaitu HCl dan pereaksi spesifiknya, yaitu HNO3,K2CrO4 dan Na2S2O3.
Pada percobaan Ag+, digunakan sampel AgNO3 yang ditambahkan HCl membentuk endapan senyawa putih AgCl dan endapan tersebut kemudian di tambahkan NH4OH membentuk larutan Ag(NH3)Cl yang kemudian ditambahkan HNO3 membentuk endapan putih. Sedangkan sampel AgNO3yang ditambahkan pereaksi Na2S2O3 membentuk endapan putih Ag2S2O3 dan sampel AgNO3 yang ditambahkan K2CrO4membentuk endapan merah bata. Pada percobaan Pb2+, digunakan sampel Pb(NO3)2 yang ditambahkan reagensia HCl  membentuk endapan putih PbCl2. Sedangkan Pb(NO3)2 yang ditambahkan dengan reagensia K2CrO4membentuk endapan kuning kenari PbCrO4 dan Pb(NO3)2 yang ditambahkan dengan reagensia membentuk endapan hitam PbS.
Kelarutan (solubility) zat dalam dalam suatu campuran menyatakan jumlah maksimum kemampuan suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Adapun besar kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.      Jenis pelarut
2.      Suhu
3.      pengadukan
Hubungan kelarutan dengan percobaan yangdilakukan adalah semakin tinggi Ksp maka semakin sukar mengendap, suatu ion akan mengendap jika hasil kali kelarutanya terlewati (kelarutan terendah).
Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi adalah:
a.       pada saat penambahan reagensia kurang hati-hati sehingga mempengaruhi hasil reaksi atupun endapan yang terbentuk.
b.      Reagen-reagen yang digunakan sudah lama tersimpan sehingga hasil reaksi yang terbentuk kurang sesuai dengan teori yang ada.
c.       Kurangnya kebersihan alat-alat yang digunakan
Kation Pb2+ jika direaksikan dengan Na2Sakan membentuk endapan hitam padahal kation Pb2+ bukan termasuk dalam kation golongan II. Hal ini dikarenakan ion Pb2+sering di temukan di golongan II dan ion Pb2+ juga akan mengendap sempurna jika direaksikan dengan Na­2S atau H2S membentuk endapan hitam.
Fungsi-fungis reagen yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
1.      HCl sebagai pereaksi selektif untuk menggolongkan kation-kation golonganI
2.      NH4OH sebagai pereaksi selektif kation Ag+ membentuk larutan bening
3.      HNO3 sebgai pereaksi spesifik kation Ag+membentuk endapan putih
4.      K2CrO4 sebagai pereaksi spesifik Ag+ membentuk endapan merah bata dan pada Pb2+ membentuk endapan kuning kenari
5.      Na2S2O3 sebagai pereaksi spesifik Ag+ membentuk endapan merah kecokelatan
6.      AgNO3 sebagai sampel Ag+
7.      Pb(NO3)2 sebagai sampel Pb2+
8.      Na2S sebagai pereaksi selektif Pb2+ membentuk endapan hitam
Fungsi perlakuan pada percobaan ini adalah:
a.       Pemanasan untuk meningkatkan konsentrasi suatu sampel sehingga dapat cepat bereaksi
b.      Pengadukan untuk menghomogenkan sampel dengan reagensia
c.       Pendinginan untuk menurunkan suhu ekstrim sehingga terbentuk Kristal
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
-        Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pereaksi selektif digunakan untuk menggolongkan kation-kation ke dalam golonganya, pereaksi spesifik digunakan untuk pereaksi yang dapat menghasilkan reaksi yang khas di bandingkan reaksi lainya dan pereaksi sensitif adalah pereaksi yang sedikit saja digunakan langsung menghasilkan reaksi yang khas.
-        Pada percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pereaksi yang dapat mengendapkan kation golongan I adalah HCl, pada ion Ag+ membentuk endapan putih dan pada ion Pb2+ membentuk larutan bening tanpa endapan
-        Pada percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa
AgNO3+HCl            AgCl       + HNO3
Putih
Pb(NO3)2+HCl           PbCl2         +2HNO3
putih
5.2. Saran
Sebaiknya ditambahkan ion yang ingin di analisa seperti ion Hg22+ agar dapat diketahui endapan yang dihasilkan dan di bandingkan hasil endapan antara logam Ag+, Hg22+ dan Pb2+




DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby, David. 2001. Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
Svehla, G. 1990. Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro bagian I. Jakarta: Kalman Media
Underwood, A.L dan Day, R.A. 2001. Analisa Kimia Kualitatif Edisi ke Enam. Jakarta: Erlangga